Senin, 04 Mei 2009
oke aku mengaku...
aku tidak sekuat itu. aku tidak sekuat yang kukira. aku selalu menyangka bahwa aku adalah orang yang kuat, orang yang tegar... aku mampu bersikap tegar dan elegan di saat saat tergentingku.. aku bersikap sangat elegan, di banyak saat dalam hidupku.. banyak... satu hal sih yang membuktikan bahwa aku tidak sebaik-baik saja kelihatannya.. ketika ditanya : "bagaimana perasaanmu?", atau "ada apa?",, bukan hanya "ada apa?" biasa, namun "ada apa?" untuk yang kesejuta kali, ketika aku ditanya mengenai apa yang terjadi di saat aku sama sekali tidak ingin menceritakannya. itu pertanyaan tolol sekaligus nggak penting yang ternyata mampu membuka pertahanan diriku. aku pandai menguasai diri. sekaligus sangat pandai membalas kejahatan dengan cara yang sangat wajar dan normal.. mungkin aku licik,, sadar atau tidak.. tapi begitulah caraku melampiaskan marahku. aku tidak pernah marah untuk alasan yang tidak logis. sekarang aku begitu rindu masa masa dimana aku tidak peduli pada apapun kecuali pada musik dan internet dan novel. 3 hal yang mampu membuatku benar benar melupakan apa yang terjadi pada hidupku. tapi sekarang, perasaanku pada ketiga hal itu biasa saja. 3 hal itu tidak lagi mampu membuatku benar benar melupakan realitas. 1 hal yang pasti, aku SELALU bisa mengendalikan diriku. aku rasa aku patut mensyukuri itu. sangat patut. aku bahkan tidak menyumpah nyumpah seperti kebanyakan orang yang kukenal. hanya saja, aku merasa sangat terganggu pada rasa negatif yang terus berkecamuk di dalam diriku. sejujurnya agak terganggu. ah tapi kurasa tidak lagi... setelah aku menulis ini :). hal yang sangat sederhana sebenarnya. baiklah.. jujur saja aku merasa lebih baik sekarang. aku telah mengakui bahwa aku adalah orang lemah, yang tak dapat hidup sendiri, yang butuh orang lain..
well,, suatu hari nanti mungkin aku akan menikah, walaupun beresiko bertengkar dan bercerai. itu adalah fakta kehidupan, bukan? aku rasa aku hanya harus memperbaiki sikapku dulu.. aku adalah orang yang skeptis. aku harus percaya dulu pada seseorang, sebelum aku bisa menangis di hadapannya. aku menangis di depan salah satu temanku saat itu juga terpaksa, karna waktu itu aku (berstatus) tidak punya tempat tinggal (status yang kubuat sendiri sebenarnya). so dengan keras kepala, aku menghindari tempat tinggalku dan malah pergi ke tempatnya. lucu ya? keras kepala memang jadi kekuatanku, sekaligus kelemahanku. aku bersyukur, sekaligus mengutuk sifatku yang satu itu. akan lebih mudah bagiku untuk bisa dengan bebas melepas kemarahanku. bahkan setelah aku menangis di pangkuan temanku pun (*halah, lebay, huehe :D), aku masih bisa merasakan sorot mataku dipenuhi kemarahan ketika membicarakan orang yang aku benci. samar samar aku ingat apa yang menahanku tidak marah dan membalas kata katanya saat itu. aku terlalu shock... kaget bahwa ternyata ada orang yang mampu menghina ayahku sedemikian parahnya... kata katanya sederhana,, dia tipe 'sniper' tolol yang nembak tapi nggak akurat dan tanpa dasar yang jelas, namun menggunakan kosakata yang sangat nembak dan kejam... aku sangat bisa menyanggah kata katanya,,, tapi aku terlalu shock... terlalu sakit hati... dengan elegan, aku tetap pergi sekolah saat itu walaupun ada salah satu temanku yang yang terus terusan bertanya apakah aku sedang pilek yang aku iyakan saja karna aku sedang malas ngomong. yang bisa menghilangkan kemarahanku hanya waktu... butuh waktu sekian tahun untuk membuatku sadar bahwa tidak ada gunanya aku marah padanya demikian lamanya. aku sadar aku bersikap benar saat itu, dengan diam dan pergi dengan elegan dimana aku merasa sangat marah,, tapi tetap saja, aku merasa tindakanku benar, kata katanya yang kejam dan tak berdasar hanya bisa dibalas dengan kata kata serupa namun jika begitu, aku akan sama saja dengan dia... aku bersyukur sekali, pola pikir itu sempat nempel di kepalaku yang dipenuhi amarah.. sesudah itu, datanglah masa sulit, dan aku banyak ditolong orang lain, bahkan dari arah yang tak diduga dan rasanya sangat kebetulan. ada yang menyadarkanku bahwa hal itu mungkin dikarnakan aku telah bersikap baik sebelumnya. aku rasa itu penting, tetap bersikap baik dimana aku merasa sedih, marah atau perasaan negatif lainnya. dan tidak berusaha membalas atau melampiaskan kemarahanku, bahkan dalam cara yang paling normal atau logis sekalipun.. aku ingin kemarahanku hilang/lenyap begitu saja tanpa harus aku lampiaskan.. bagaimana caranya???!! olahraga? aku rajin treadmill,, hampir tiap hari... huuhhhhh.... menulis lagu? secara aku pintar nyari chord sembarang lagu apapun... (Tapi bukan brarti aku pandai menggubah lagu)....... bagaimana caranya supaya aku bisa IKHLAS.... ??? anyone know?? aku rasa aku termasuk dalam golongan orang sabar,,, orang sabar yang pemberontak.... darimana sih asal muasal kata pemberontak itu?? aku pernah diceramahin dosen sostek... beliau bilang aku orangnya pemberontak (dan serentetan judgement judgement lainnya)... waktu itu aku marah lho.... tanganku sampai bergetar,,, pertanda bahwa aku sangat kesal.... aku bahkan berani beradu argumen dengannya soal opininya tentang A Beautiful Mind (yang notabene nggak penting,,, tapi aku rasa, itu hanyalah bentuk pelampiasan kekesalanku)... dari 4 orang yang bernasib sama denganku (dipanggil ke sostek), hanya aku yang berani angkat bicara dimana biasanya aku cinta kedamaian dan lebih memilih diam kecuali kalo ada hal yang amat penting terjadi dan salah (artinya aku harus protes, huehehe.. :D). huuff.... aku harap, aku bisa lebih ikhlas lagi menyikapi kemarahanku. aku rasa masalahku sederhana sekali... aku hanya menghiperboliskannya. aku punya sahabat yang punya masalah jauh lebih pelik dariku. dia minta saran dariku bagaimana cara mengikhlaskan orang yang sudah meninggal (KEDUA ORANG TUANYA SUDAH MENINGGAL :().. dan aku bilang : kibarkan bendera minta tolong. akuilah bahwa kau membutuhkan pertolongan dan bantuan dari orang lain. komunikasikan mimpi mimpi burukmu (ya, dia bermimpi buruk) tentang (alm) orang tuamu, dengan kakak2mu. coba diskusikan apa artinya. kalian kan berkeluarga, kalian dapat mengandalkan satu sama lain.
yep... saran bodoh dan omong kosong dari orang yang bahkan dirinya sendiri tidak mampu mempraktekkannya karna terlalu skeptis.. terlalu sombong... terlalu tidak mempercayai orang. aku sering baca buku self-help makanya tahu saran saran seperti itu. sekali lagi, ngomong memang gampang...... aku rasa, masalahku biasa saja... tidak seberat masalah temanku.. aku bersyukur sekali... aku punya banyak keberuntungan :).. banyak sekali... so.. aku rasa aku harus lebih bersikap baik lagi.. bersikap baik... baik baik baik....
yang aku tidak suka nih ya... tetap saja, walaupun aku sudah mengusahakannya,, dari intonasiku masih terdengar rasa amarah itu... aku merasa gaya berbicaraku biasa saja.. sangat amat biasa walaupun kalo mau jujur aku sebenarnya marah... tapi kenapa itu harus terdengar di telinga orang lain? apa aku tidak mampu menutupinya dan bersikap normal? ayolah... aku rasa aku harus belajar seni menipu orang (selama aku tidak menipu diri sendiri). hey.. aku rasa itu bisa jadi judul yang bagus "seni hidup : menipu orang lain, tetap jujur pada diri sendiri (dan Tuhan)", huehehe.. :D.. Bagaimana? ada yang mau menulisnya?
0 komentar:
Posting Komentar